14.3.12

Kamera Smartphone, Hasil Sekelas SLR (bagian 1)

Saya akan coba berbagi dasar dari semua hasil jepret maupun editan saya. Bisa dibilang ini adalah kunci ajaib untuk membuat hasil foto kamera handphone menjadi sekelas DSLR. Penasaran kan? ;)

Ada tiga elemen dasar untuk membuat foto biasa menjadi luar biasa, dan tiga elemen ini harus dikuasai seorang fotografer secara umum dan mobigrafer secara khusus (karena kita lagi membahas soal mobigrafi).

Pertama komposisi, kedua pencahayaan, dan ketiga ruang tajam. Karena ini akan lumayan panjang untuk dijabarkan, maka saya akan bagi posting ini dalam tiga bagian sesuai dengan elemen yang ada, yang akan saya posting seminggu sekali.


Kita mulai dari ELEMEN KOMPOSISI.

Singkatnya kira-kira komposisi adalah cara kita menempatkan objek atau POI di antara foreground dan background agar selaras dan seimbang. Tidak hanya POI, kadang kita juga perlu mengatur elemen-elemen selain POI / objek utama, sebut saja elemen objek sekunder (figur), background, agar dapat memberikan penekanan karakter pada POI atau objek kita.


Komposisi ini bukan soal benar salah, atau dihafalkan seperti menghafal sejarah. Sama seperti musik dan menulis, komposisi pada fotografi juga akan berkembang selaras dengan kebtuhan, jaman dan trend. Namun komposisi punya, sebut saja, aturan baku yang sudah ada. Ada banyak sekali macam-macam komposisi. Dari yang sederhana seperti rule of thirds, rule of diagonals, rule of center, sampai yang mutakhir seperti Fibonacci's Ratio.

Saya tidak akan menjelaskan semua komposisi yang ada, karena ditulis setebal 256 halaman dalam buku Photography: the Art of Composition saja tidak selesai, apa lagi cuma dalam posting picisan seperti ini. Jadi saya akan jabarkan saja komposisi yang paling sering mempegaruhi saya. Setidaknya ada tiga komposisi yang menjadi pakem saya.

Pertama rule of thirds.


Ini komposisi sederhana dan dasar sekali, bahkan grid guide-nya sudah umum ada pada kamera-kamera digital, maupun kamera smartphone. Komposisi ini membagi screen menjadi 3 bagian horizontal dan 3 bagian vertikal. Teori dari rule of thirds adalah, semakin objek kamu mendekati salah satu dari ke empat titik perpotongan yang ada, maka foto kamu akan semakin menarik. Ini sudah diuji secara empiris bahwa mata manusia secara refleks akan melihat ke empat titik tersebut sebelum melihat bagian lain pada sebuah foto. Dalam rule ini juga 'dilarang' untuk menempatkan garis horizon (foto-foto landscape) tepat di tengah-tengah foto. Begitu juga objek, haram hukumnya bila diletakan di tengah-tengah bagian foto. Istilahnya daerah dead center.

Ini skemanya dan beberapa foto yang menggunakan komposisi rule of thirds secara ketat:





Komposisi ke dua, rule of diagonals.


Sesuai dengan namanya, teori ini mengungkapkan bahwa foto akan menjadi lebih bagus dan dramatis jika diletakan pada posisi diagonal. Komposisi ini bisa dibilang kontroversial, karena katanya tidak semua foto cocok dengan komposisi ini. Salah-satu yang tidak cocok adalah foto-foto landscape.

Disclaimer: seperti yang saya bilang sebelumnya, tidak ada yg benar atau salah dalam komposisi. Jadi ada banyak juga foto-foto landscape yang cocok dengan rule of diagonals.

Ini contoh foto-foto saya yang menggunakan rule of diagonals secara ketat:




Komposisi ke tiga yang saya gunakan, Rule of Center (line and curve).



Ini sangat jauh berbeda dengan Rules of thirds. Pada komposisi ini objek atau POI malah dengan sengaja diletakan pada daerah dead center. Awalnya saya kurang begitu paham bahwa komposisi ini memang ada atau tidak, tapi buat saya pribadi, komposisi ini berangkat dari ketidaksengajaan saya 'merusak' rules of thirds. Baru dari sana saya mengetahui bahwa komposisi lukisan Rembrandt, yang terkenal dengan lukisan-lukisan self portraitnya, sering menempatkan objeknya di daerah dead center. Dari observasi terhadap lukisan-lukisan Rembrandt, juga didapati teori light pattern yang sekarang umum digunakan dalam foto-foto model.


Rule of center memperbolehkan objek atau POI diletakkan tepat di tengah bagian foto jika foto tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut: 
1. triangle pattern: objek tampil secara penuh pada foto dan membentuk sudut segitiga. Ada juga yang bilang membentuk sudut segi lima sama sisi.
2. diferensiasi: artinya memiliki perbedaan secara kontras antara POI dengan background dan foreground-nya.

3. Garis Imajiner (line and curve): Pada foto didapati garis imajiner yang membantu mengarahkan mata pada objek 


Kadang komposisi ini berhasil, kadang juga gagal. Cara yang paling baik untuk mengetahui situasi yang cocok dengan komposisi ini, adalah dengan terus mencobanya.


Ketiga komposisi ini secara konsisten saya gunakan, baik dalam mengambil gambar maupun saat proses mengedit, seperti croping, straighten dan coloring.

Biasanya komposisi sangat bergantung dari minat dan style memotret kita. Selain itu masih banyak sekali komposisi dan elemen-elemen komposisi yang tidak saya jabarkan. Bahkan sekalipun pada street photography, tetap diperlukan komposisi yang baik. Di situ lah diperlukannya pengamatan yang jeli terhadap lingkungan dan tingkah laku manusia.

Dan kita tidak mungkin menghasilkan foto yang bagus jika kita jarang melihat foto-foto yang berkualitas. Jadi sempatkan untuk berkunjung ke 500px atau search fotografer-fotografer maestro, lihat dan observasi foto-foto mereka. Kita (hampir) tidak mungkin bisa membuat foto seperti itu dengan smartphone kita, tapi  itu bisa menjadi sumber inspirasi karya-karya kita.




.
*note: semua gambar adalah milik penulis, di-shot dan di-edit menggunakan Smartphone.

2 komentar: