22.3.12

Kamera Smartphone, Hasil SLR: LIGHTING (bagian 2)

ELEMEN KE DUA: LIGHTING

Sama seperti komposisi (elemen pertama), lighting pun merupakan elemen yang luas dan panjang untuk dibahas mendetil. Jadi ini adalah beberapa refrensi buku lighting yang bisa dilihat-lihat: Lighting for Photography; Techniques for Studio and Location ShootsThe Hot Shoe Diaries – Big Light from Small Flashes; dan Master Lighting Guide for Portrait Photographers.



Fotografi adalah seni menangkap cahaya. Semakin mahir kamu berurusan dengan cahaya, semakin bagus juga foto yang akan kamu hasilkan. 
Menurut Andreas Darwis, rahasia menghasilkan foto yang bagus terletak pada pemahaman dan pengaturan cahaya. 
Walaupun Darwis merujuk pada fotografi model, namun hal ini sama pentingnya untuk kamera smartphone. Sering kali kamera smartphone berjuang keras dalam pencahayaan minim, hal ini disebabkan karena pada kamera smartphone memilii sensor yang terbatas.

Lighting bukan sekedar sumber cahaya atau lampu, tapi juga meliputi kecerahan dan kontras. Aspek aktif dalam foto direpresentasikan sebagai terang (didasarkan pada pengaturan cahaya) ,dan aspek pasif nya yaitu gelap. Tujuan pencahayaan bukan sekedar menerangi objek yang kurang cahaya, tapi juga sebagai ide kreatif seorang fotografer. Skema pencahayaan yang tepat akan sangat krusial pada foto portrait dan still-life.

Beberapa hal dan ide yang bisa kamu dapatkan dengan bantuan cahaya:
* Membuat aksen tertentu pada foto yang diinginkan.
courtesy @LeanNst

* Menangkap objek yang sulit.

* Menyembunyikan kekurangan dan menonjolkan hal yang paling ekspresif
Courtesy @LeanNst
Ini yang paling sering kita temui pada foto-foto portrait. Pada contoh foto ini, wajah model (Kayla) cendrung bulat. Dengan penggunaan sudut low viewpoint shot, dan posisi matahari yang tepat, maka menciptakan pattern-light yang dapat menyamarkan bentuk wajah yang bulat. 

* Membuat gambar lebih hidup atau dramatis


Detil vs Shape
Apa yang ingin kamu tampilkan dalam frame? Apakah itu detil objek, atau hanya bentuknya saja (siluet). Masing-masing memiliki maknanya sendiri, tergantung dari cerita apa yang ingin disampaikan. Dalam kreativitas saya, pemilihan antarta detil dan bentuk sering dipengaruhi oleh kondisi di lokasi, karena kebanyakan foto-foto yang saya ambil adalah di jalan (street).

Saat kamu ingin mengambil detil gambar, posisikan sumber cahaya kamu searah dengan arah kamera kamu, atau berhadapan dengan objek. Sumber cahaya akan langsung menerangi objek dan menonjolkan detil-detil pada objek. Sebaliknya, dengan memposisikan sumber cahaya berhadapan dengan kamera, atau membelakangin onjek, maka foto yang akan kamu hasilkan menjadi siluet atau bentuknya saja.

Ada juga kesempatan di mana sumber cahaya berada membelakangi objek, namun kita masih ingin mendapatkan detil pada objek. Biasanya ini terjadi jika kita ingin memotret POI dengan latar belakang sunset/sunrise misalnya. Atau pemotretan dengan latar langit yang cerah. Otomatis ini akan membuat objek/POI kita menjadi gelap. Untuk mengangkat detil pada objek, gunakan flash kamera. Cahaya flash akan menonjolkan detil objek, namun tidak mengganggu background.
courtesy Alex Chandra


Bagaimana penerapan lighting pada proses pengeditan?
Saat kamu mengatur kontras, saturasi, itu sebenarnya sudah termasuk dalam edit lighting. Nah saya sendiri punya tiga metode dalam mengedit pencahayaan:

1. koreksi saturasi. Ini termasuk yang sebutkan tadi, edit kontras, saturasi, eksposur. Ini bisa dibilang sederhana.

2. Lighting poin. Kadang saya menambahkan arah sinar untuk menambahkan efek dramatis pada foto. Ini termasuk memberikan shadow dan bagian gelap pada foto. Pada bagian ini juga termasuk memberikan vignette pada foto. 
Aplikasi android yang paling sering saya gunakan untuk ini adalah Little Photo. Sedangkan pada iOS adalah LensLight.

3. Masking. Jika poin nomor satu untuk mengoreksi ambiance foto, dan poin nomor dua untuk mengoreksi (memanipulasi) sumber cahaya, maka masking sering saya gunakan untuk mengoreksi jatuhnya sinar pada objek utama (POI) dan objek sekunder (figur). Ada kalanya cahaya tidak terlalu intens menerpa objek yang kita inginkan, atau malah sensor kamera kita kurang peka terhadap sebaran cahaya yang dihasilkan key-light, maka masking ini yang saya gunakan.

Cara yang paling mudah untuk masking adalah dengan membuat satu foto under eksposur dari foto utama. Menggabungkan foto tsb dengan foto utama, lalu masking pada bagian yang ingin ditonjolkan (sesuai dengan arah datangnya sinar). Pada saat masking, perhatikan dengan seksama arah sinar dan deep of field gambar. Logikanya adalah objek yang dekat dengan sumber sinar akan lebih terang dari sebaliknya. Begitu juga objek-objek yang berada dekat dengan kamera akan lebih terang dibanding sebaliknya. Aplikasi yang sering saya gunakan pada android adalah Picsay Pro, dan pada iOS adalah Filterstorm.


Jadi makin ketahuan rahasia saya dalam mengedit foto smartphone, hasil SLR ;)

0 komentar:

Posting Komentar